BAB
1 PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Dalam suatu penelitian, banyaknya
pengamatan yang diamati bervariasi; mungkin sedikit, mungkin banyak tetapi
terhingga, atau mungkin banyak tapi tak terhingga. Misalnya dalam penggolongan
darah siswa dalam lingkungan sekolah, maka jumlah yang diamati pengamat
sebanyak-banyaknyan hanya sebatas jumlah siswa dalam lingkungan sekolah
tersebut. Dalam hal ini akan diperoleh data yang terhingga banyaknya. Contoh
lain, jika kita dapat dapat melemparkan sepasang dadu takhingga kali; dan pada
setiap kali mencatat bilangan yang muncul akan didapat segugus nilai yang
takhingga banyaknya. Keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian,baik yang
terhingga maupun yang takhingga menyusun Populasi,
Sampel, dan Pengujian Normalitas Data (Teknik Sampling).
2. Tujuan Pembelajaran
1.
Memahami populasi,sampel,dan pengujian normalitas data.
2.
Mengerti dan memahami
keseluruhan Teknik Sampling melalui contoh soal dan latihan soal beserta
penyelesaiannya.
3.
Mengetahui dan memahami kaitan statistika dasar dalam bidang
fisika.
4.
Megetahui cara menentukan anggota sampel
5.
Mengetahui contoh menentukan ukuran sampel
1
BAB II PEMBAHASAN
A. POPULASI
Dalam statistika, populasi adalah sekumpulan
data yang mempunyai karakteristik yang sama dan menjadi objek inferensi,
Statistika inferensi mendasarkan diri pada dua
konsep dasar, populasi sebagai keseluruhan data, baik nyata maupun imajiner,
dan sampel, sebagai bagian dari populasi yang digunakan untuk melakukan
inferensi (pendekatan/penggambaran) terhadap populasi tempatnya berasal. Sampel
dianggap mewakili populasi. Sampel yang diambil dari populasi satu tidak dapat
dipakai untuk mewakili populasi yang lain.
Suatu sensus dilakukan untuk mendapatkan
karakteristik populasi secara nyata. Karakteristik yang dimiliki oleh populasi
dinamakan parameter. Bagi suatu karakteristik yang dimiliki sampel (disebut
statistik), nilai parameter adalah nilai harapannya (expected value).
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi merupakan
keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian kita. Diwaktu lampau,istilah
“populasi” mengandung makna pengamatan yang diperoleh dari penelitian statistik
yang berhubungan dengan orang banyak. Dimasa kini, statistikawan menggunakan
istilah itu bagi sembarang pengamatan yang menarikperhatian kita, apakah itu
sekelompok orang, binatang, atau benda apa saja. Populasi dalam penelitian
dapat pula diartikan sebagai keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya akan
diduga.
Populasi terdiri dari unsur sampling yaitu unsur/unsur yang diambil sebagai
sampel. Kerangka sampling (sampling Frame) adalah daftar semua unsur sampling
dalam populasi sampling. Unsur sampling ini diambil dengan menggunakan kerangka
sampling (sampling frame). Berdasarkan
sifatnya, populasi dibagi menjadi dua, yaitu populasi homogen dan populasi
heterogen. Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat
yang sama dan tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Sedangkan
populasi heterogen yaitu Sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan
yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya secara
kualitatif dan kuantitatif.
Banyaknya
pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi. Misalnya ada 600 siswa disekolah itu yang kita
golongkan menurut golongan darahnya, maka dikatakan kita mempunyai populasi
berukuran 600. Bilangan-bilangan yang dituliskan pada sekuumpulan kartu, tinggi
badan penduduk disuatu tempat, dan panjang ikan disebuah daanau adalah contoh
populasi terhingga. Percobaan pelemparan dadu yang disebutkan tadi termasuk
contoh populasi takhingga.
Menentukan populasi dibantu oleh 4 faktor, yaitu: isi,
satuan,cakupan (scope), dan waktu.Contoh : Suatu penelitian tentang pendapatan
keluarga petani di Kabupaten Jombang tahun 2005, maka
populasinya dapat ditetapkan dengan 4 faktor sebagai berikut.
Isi : Semua keluarga petani
Satuan : Petani penggarap/pemilik tanah
Cakupan
(scope): Kabupaten Jombang
Waktu : Tahun 2005
Jenis Populasi :
Ada dua macam jenis populasi, yaitu populasi terbatas dan populasi tidak terbatas (tak terhingga).
1) Populasi Terbatas
Populasi terbatas mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya.
Contoh :
a. Jumlah penduduk kota Bandung 2.500.000 jiwa.
b. Jumlah 1000 guru SD di Yogyakarta mengikuti prajabatan.
2) Populasi Tak Terbatas
Populasi tak terbatas yaitu sumber datanya tak dapat ditentukan batas-batasnya sehingga relatif tidak dapat dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah.
Contoh :
Suatu percobaan seorang bandar akan melemparkan sepasang dadu sampai tak terhingga kali lemparannya. Maka setiap kali mencatat sepasang bilangan yang muncul akan mendapatkan sepasang nilai yang tak terhingga pula.
Berdasarkan sifatnya populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan populasi heterogen.
a. Populasi homogen
Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang sama sehingga tidak perlu mempermasalahkan jumlahnya secara kuantitatif.
b. Populasi heterogen
Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Dalam melaksanakan penelitian, walaupun tersedia populasi yang terbatas dan homogen , ada kalanya peneliti tidak melakukan pengumpulan data secara populasi. Tetapi mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi (representative).
Hal ini berdasar pertimbangan yang logis, seperti kepraktisan, keterbatasan biaya, waktu, tenaga dan adanya percobaan yang bersifat merusak (destruktif).
Ada dua macam jenis populasi, yaitu populasi terbatas dan populasi tidak terbatas (tak terhingga).
1) Populasi Terbatas
Populasi terbatas mempunyai sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung jumlahnya.
Contoh :
a. Jumlah penduduk kota Bandung 2.500.000 jiwa.
b. Jumlah 1000 guru SD di Yogyakarta mengikuti prajabatan.
2) Populasi Tak Terbatas
Populasi tak terbatas yaitu sumber datanya tak dapat ditentukan batas-batasnya sehingga relatif tidak dapat dapat dinyatakan dalam bentuk jumlah.
Contoh :
Suatu percobaan seorang bandar akan melemparkan sepasang dadu sampai tak terhingga kali lemparannya. Maka setiap kali mencatat sepasang bilangan yang muncul akan mendapatkan sepasang nilai yang tak terhingga pula.
Berdasarkan sifatnya populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan populasi heterogen.
a. Populasi homogen
Populasi homogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang sama sehingga tidak perlu mempermasalahkan jumlahnya secara kuantitatif.
b. Populasi heterogen
Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Dalam melaksanakan penelitian, walaupun tersedia populasi yang terbatas dan homogen , ada kalanya peneliti tidak melakukan pengumpulan data secara populasi. Tetapi mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi (representative).
Hal ini berdasar pertimbangan yang logis, seperti kepraktisan, keterbatasan biaya, waktu, tenaga dan adanya percobaan yang bersifat merusak (destruktif).
B.SAMPEL
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel merukan himpunanbagian dari
populasi. Sampel
penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan
dapat mewakili seluruh populasi. Menurut Sugiyono, sampel adalah sebagian dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi.Keuntungan dalam menggunakan sampel
yaitu: memudahkan peneliti, penelitian lebih efisien, lebih teliti dan cermat
dalam pengumpulan data, serta penelitian lebih efektif.
Sedangkan
sampling adalah suatu proses memilih sebagian dari unsur populasi yang
jumlahnya mencukupi secara statistik sehingga dengan mempelajari sampel serta
memahami karakteristik-karakteristiknya (ciri-cirinya) akan diketahui informasi
tentang keadaan populasi.
-Syarat sampel yang baik
a) Akurasi atau ketepatan
yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam sample. Dengan kata
lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat
sampel tersebut. Tolok ukur adanya “bias” atau kekeliruan adalah populasi.
b) Presisi
Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi estimasi.
Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik
populasi. Presisi=standard error, Nilai rata-rata populasi dikurangi nilai
rata-rata sampel
-Alasan menggunakan sampel:
(a)Populasi demikian banyaknya sehingga dalam prakteknya tidak mungkin seluruh
elemen diteliti;
(b) Keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia, membuat peneliti harus telah puas jika meneliti
sebagian dari elemen penelitian;
(c) bahkan kadang, penelitian yang dilakukan terhadap sampel bisa lebih reliabel daripada
terhadap populasi–misalnya, karena elemen
sedemikian banyaknya maka akan memunculkan kelelahan fisik dan mental para pencacahnya sehingga banyak terjadi kekeliruan.
(UmaSekaran, 1992);
(d) Jika elemen populasi homogen,
penelitian terhadap seluruh elemen dalam populasi menjadi tidak masuk
akal, misalnya untuk meneliti kualitas
jeruk dari satu pohon jeruk.
Sampel yang baik harus dapat mewakili keseluruhan populasi dan hasil penelitian
dapat diterapkan keseluruh populasi. Misalnya saja, dalam usaha menetukan umur
rata-rata suatu lampu pijar tertentu, adalah tidak mungkin untuk menguji semua
lampu pijar kalau kita masih ingin menjualnya. Biaya yang lebih besar sering
menjadi faktor penghalang untuk mengamati semua anggota populasi. Oleh karena
itu, kita terpaksa menggantungkan pada sebagian anggota populasi untuk membantu
kita menarik kesimpulan mengenai populasi tersebut.
Teknik (metode) penentuan sampel yang ideal memiliki ciri-ciri dapat
memberikan gambaran yang akurat tentang populasi, dapat menentukan presisi,
sederhana sehingga mudah dilaksanakan, dan dapat memberikan keterangan sebanyak
mungkin dengan biaya murah.
Jumlah/Besar sampel perlu mempertimbangkan hal-hal sbb:
a) Derajat keseragaman (degree
of homogenity)
b) Presisi yang dikehendaki
dari penelitian
c) Rencana analisis
d) Tenaga, biaya dan waktu
e) Besar populasi
Kalau kita menginginkan kesimpulan
dari contoh terhadap populasi menjadi sah, kita harus mendapatkan contoh yang
mewakili. Prosedur pengambilan contoh yang menghasilkan kesimpulan konsisten
yang terlalu tinggi atau terlalu rendah mengenai suatu ciri populasi dikatakan berbias. Untuk menghilangkan
kemungkinan bias ini, kita perlu mengambil contoh
acak sederhana. Contoh acak sederhana adalah suatu contoh yang dipilih
sedemikian rupa sehingga setiap himpunan bagian yang berukuran n dari populasi tersebut mempunyai
peluang terpilih yang sama. Untuk populasi terhingga yang kecil, proses
pengambilan contoh acak sederhana relatif mudah; namun dengan semakin besarnya
populasi, proses ini menjadi semakin rumit.
C.PENGUJIAN NORMALITAS DATA TEKNIK
SAMPLING
Teknik
pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara pengambilan sampel
yang representatif dari populasi. Teknik sampling merupakan suatu cara untuk menentukan banyaknya sampel dan pemilihan calon
anggota sampel, sehingga setiap sampel yang terpilih dalam penelitian dapat mewakili
populasinya (representatif) baik dari aspek jumlah maupun dari aspek karakteristik
yang dimiliki populasi. Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat
berbagai teknik sampling yang digunakan. Apabila
semua anggota populasi dipilih menjadi
anggota sampel, maka proses ini disebut sensus
(sampeljenuh). Secara skematis, macam teknik sampling dapat dilihat
pada Gambar 1.
Dari gambar
tersebut terlihat bahwa teknik sampling pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua
yaitu Probability sampling dan Nonprobability Sampling.
a. Probability Sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel.
Jenis-jenis
Probability sampling:
a)
Simple Random Sampling
Simple random sampling ialah cara pengambilan sampel dari anggota populasi
secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam anggota
populasi tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen
(sejenis).Pengambilan sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan cara undian,
memilih bilangan dari daftar bilangan secara acak, dsb.
b)
Proportionate Stratified Random Sampling
Proportionate
Stratified Random Sampling ialah pengambilan sampel dari anggota populasi
secara acak dan berstrata secara proporsional. Dilakukan ini apabila ada
anggota populasi yang tidak sejenis (heterogen). Pengambilan
sampel dilakukan secara acak dengan memperhatikan strata yang ada. Artinya
setiap strata terwakili sesuai proporsinya.
c)
Disproportionate stratified random sampling
Disproportionate stratified random sampling ialah pengambilan sampel dari anggota populasi
secara acak dan berstrata tetapi ada sebagian data yang kurang proporsional
pembagiannya. Dilakukan ini apabila anggota populasi heterogen. Teknik ini
digunakan untuk menentukan jumlah sampel dengan populasi berstrata tetapi
kurang proporsional, artinya ada beberapa kelompok strata yang ukurannya kecil
sekali.
d)
Area sampling
Area sampling ialah teknik sampling yang dilakukan dengan cara mengambil
wakil dari setiap wilayah atau daerah geografis yang ada. Teknik ini digunakan
untuk menentukan jumlah sampel jika sumber data sangat luas. Pengambilan sampel
didasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Misalnyadari27propinsidiambil10propinsisecararandom/acak.
b. Non Propability Sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Jenis-jenis Non
Probability Sampling
a)
Sampling Sistematis
Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.
b)
Sampling Kuota
Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c)
Sampling insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data.
d)
Sampling Purposive
Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok
digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak
melakukan generalisasi. Teknik ini dibagi dua, Yaitu:
1.
Judgment Sampling, Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia
adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya.
2.
Quota Sampling, Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel
distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja.
e)
Sampling Jenuh
Sampling Jenuh adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang,
atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat
kecil.
f)
Snowball Sampling
Snowball Sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya
kecil, kemudian membesar. Penentuan
sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel itu disuruh memilih
teman-temannya untuk dijadikan sampel. Cara ini banyak dipakai ketika peneliti
tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan
sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk
menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Demikian seterusnya,
sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju.Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.
D. MENENTUKAN UKURAN SAMPEL
Syarat:
(1) Ukuran Populasi (N) diketahui
(2) Pilih taraf signifikansi α yang diinginkan
Ada tiga metode praktis, yaitu:
(1)Tabel Kretjie
(2)Nomogram Harry King(lihatSugiyono,2007)
(3)Rumus Slovin
Rumus
Slovin
Rumus Slovin untuk menentukan ukuran sampel minimal (n) jika
diketahui ukuran populasi (N) pada taraf signifikansi α adalah:
n = 

Contoh:
Berapa ukuran sampel minimum yang harus diambil dari
populasi
yang berukuran
A. 1000 dengan taraf
signifikansi α = 0,05
B. 45.250 dengan
taraf signifikansi α
= 0,01
Jawab :
A. n
=
=
= 285,7143 ≈
286


(dibulatkan ke atas)
B. n
=
=
= 8.190,045 ≈
8.191


(dibulatkan ke atas)
E. Uji Normalitas
Data
Pengujian
normalitas dimaksudkan untuk mendeteksi apakah data yang akan digunakan sebagai
pangkal tolak pengujian hipotesis merupakan data empirik yang memenuhi hakikat naturalistik.
Hakikat naturalistik menganut faham bahwa penomena (gejala) yang terjadi di
alam ini berlangsung secara wajar dan dengan kecenderungan berpola.
Prosedur pengujian normalitas data :
1.Merumuskan formula hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
2. Menentukan taraf nyata (a)
Untuk mendapatkan nilai chi-square tabel
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
2. Menentukan taraf nyata (a)
Untuk mendapatkan nilai chi-square tabel
X2 tabel = X2 1-α ;dk = ?
dk = k – 3
dk = Derajat kebebasan
k = banyak kelas interval
dk = Derajat kebebasan
k = banyak kelas interval
Berdasarkan deskripsi kondisi di atas dapat ditentukan:
Roscoe dalam buku Research Methods for Business (1982 : 253) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini :
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30 sampai dengan 500
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (missal : pria wanita, pegawai negeri swasta, dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variable yang diteliti. Misal variable penelitiannya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok control, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 sampai dengan 20.
C. Skala Pengukuran
Ada empat tipe skala pengukuran dalam penelitian, yaitu nominal, ordinal, interval dan ratio,yakni :
1. Skala Nominal
Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasikan obyek, individual atau kelompok; sebagai contoh mengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan area geografis. Dalam mengidentifikasi hal-hal di atas digunakan angka-angka sebagai symbol. Apabila kita menggunakan skala pengukuran nominal, maka statistik non-parametrik digunakan untuk menganalisa datanya. Hasil analisa dipresentasikan dalam bentuk persentase. Sebagai contoh kita mengklasifikasi variable jenis kelamin menjadi sebagai berikut: laki-laki kita beri simbol angka 1 dan wanita angka 2.
2. Skala Ordinal
Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangan dan kelebihannya. Jawaban pertanyaan berupa peringkat misalnya: sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju dapat diberi symbol angka 1, 2, 3, 4 dan 5. Angka-angka ini hanya merupakan simbol peringkat, tidak mengekspresikan jumlah.
3. Skala Interval
Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek dengan lainnya. Skala pengukuran interval benar-benar merupakan angka. Angka-angka yang digunakan dapat dipergunakan dapat dilakukan operasi aritmatika, misalnya dijumlahkan atau dikalikan. Untuk melakukan analisa, skala pengukuran ini menggunakan statistik parametric.
4. Skala Ratio
Skala pengukuran ratio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai nilai 0 (nol) empiris absolut. Nilai absoult nol tersebut terjadi pada saat ketidakhadirannya suatu karakteristik yang sedang diukur. Pengukuran ratio biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau obyek tertentu dengan lainnya.
Alat Pengumpulan Data
Roscoe dalam buku Research Methods for Business (1982 : 253) memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini :
1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah 30 sampai dengan 500
2. Bila sampel dibagi dalam kategori (missal : pria wanita, pegawai negeri swasta, dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variable yang diteliti. Misal variable penelitiannya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50.
4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok control, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 sampai dengan 20.
C. Skala Pengukuran
Ada empat tipe skala pengukuran dalam penelitian, yaitu nominal, ordinal, interval dan ratio,yakni :
1. Skala Nominal
Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasikan obyek, individual atau kelompok; sebagai contoh mengklasifikasi jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan area geografis. Dalam mengidentifikasi hal-hal di atas digunakan angka-angka sebagai symbol. Apabila kita menggunakan skala pengukuran nominal, maka statistik non-parametrik digunakan untuk menganalisa datanya. Hasil analisa dipresentasikan dalam bentuk persentase. Sebagai contoh kita mengklasifikasi variable jenis kelamin menjadi sebagai berikut: laki-laki kita beri simbol angka 1 dan wanita angka 2.
2. Skala Ordinal
Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangan dan kelebihannya. Jawaban pertanyaan berupa peringkat misalnya: sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju dapat diberi symbol angka 1, 2, 3, 4 dan 5. Angka-angka ini hanya merupakan simbol peringkat, tidak mengekspresikan jumlah.
3. Skala Interval
Skala interval mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Dengan demikian peneliti dapat melihat besarnya perbedaan karaktersitik antara satu individu atau obyek dengan lainnya. Skala pengukuran interval benar-benar merupakan angka. Angka-angka yang digunakan dapat dipergunakan dapat dilakukan operasi aritmatika, misalnya dijumlahkan atau dikalikan. Untuk melakukan analisa, skala pengukuran ini menggunakan statistik parametric.
4. Skala Ratio
Skala pengukuran ratio mempunyai semua karakteristik yang dipunyai oleh skala nominal, ordinal dan interval dengan kelebihan skala ini mempunyai nilai 0 (nol) empiris absolut. Nilai absoult nol tersebut terjadi pada saat ketidakhadirannya suatu karakteristik yang sedang diukur. Pengukuran ratio biasanya dalam bentuk perbandingan antara satu individu atau obyek tertentu dengan lainnya.
Alat Pengumpulan Data
Metode yang
digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan angket untuk mendapatkan jenis data kuantitatif.
Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa sejumlah pernyataan yang
harus dijawab oleh subyek yang menjadi sasaran atau responden penelitian.
Sebagai dasar pertimbangan penelitian ini menggunakan angket sebagai alat
pengumpul data adalah seperti yang dikemukakan oleh (Hadi, 1997), sebagai
berikut:
- Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
- Apa yang dinyatakan oleh subjek kepada penyelidik adalah benar dan dapat dipercaya.
- Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh penyelidik.
Selain itu kelebihan angket menurut Walgito (1994) adalah:
1. Metode ini merupakan metode yang praktis.
2. Dalam waktu singkat dapat memperoleh data yang banyak.
3. Hemat, karena dalam menggunakan angket, tenaga yang digunakan sedikit.
4. Orang dapat menjawab dengan leluasa, tidak dipengaruhi oleh temantemannya yang lain.
Adapun kelemahan-kelemahan angket (Walgito; 1994) adalah seperti;
- Kemungkinan tidak dapat berhadapan langsung dengan responden, sehingga bila ada pertanyaan yang kurang jelas tidak mendapatkan keterangan lebih lanjut,
- Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam angket sifatnya agak kaku karena telah ditentukan, dan tidak dapat diubah sesuai dengan kemampuan responden,
- Sulit untuk memberikan jaminan bahwa semua angket yang telah dikeluarkan akan kembali seluruhnya.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada angket ini
beberapa yang diperhatikan adalah seperti; (1) menyusun petunjuk-petunjuk
untuk mengerjakan angket dengan jelas dan singkat, (2) menyusun pertanyaan
dengan menggunakan bahasa sederhana, jelas dan tidak menggunakan arti yang
ambivalen, (3) subyek tidak diwajibkan untuk menuliskan namanya, sehingga
subyek tidak perlu khawatir dan malu bahwa hal-hal yang ada pada dirinya akan
diketahui oleh orang lain.
Beberapa Masalah dalam Penelitian yang Berkaitan dengan Sampel
adalah dengan menggunakan angket untuk mendapatkan jenis data kuantitatif.
Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa sejumlah pernyataan yang
harus dijawab oleh subyek yang menjadi sasaran atau responden penelitian.
Sebagai dasar pertimbangan penelitian ini menggunakan angket sebagai alat
pengumpul data adalah seperti yang dikemukakan oleh (Hadi, 1997), sebagai
berikut:
- Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.
- Apa yang dinyatakan oleh subjek kepada penyelidik adalah benar dan dapat dipercaya.
- Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh penyelidik.
Selain itu kelebihan angket menurut Walgito (1994) adalah:
1. Metode ini merupakan metode yang praktis.
2. Dalam waktu singkat dapat memperoleh data yang banyak.
3. Hemat, karena dalam menggunakan angket, tenaga yang digunakan sedikit.
4. Orang dapat menjawab dengan leluasa, tidak dipengaruhi oleh temantemannya yang lain.
Adapun kelemahan-kelemahan angket (Walgito; 1994) adalah seperti;
- Kemungkinan tidak dapat berhadapan langsung dengan responden, sehingga bila ada pertanyaan yang kurang jelas tidak mendapatkan keterangan lebih lanjut,
- Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam angket sifatnya agak kaku karena telah ditentukan, dan tidak dapat diubah sesuai dengan kemampuan responden,
- Sulit untuk memberikan jaminan bahwa semua angket yang telah dikeluarkan akan kembali seluruhnya.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada angket ini
beberapa yang diperhatikan adalah seperti; (1) menyusun petunjuk-petunjuk
untuk mengerjakan angket dengan jelas dan singkat, (2) menyusun pertanyaan
dengan menggunakan bahasa sederhana, jelas dan tidak menggunakan arti yang
ambivalen, (3) subyek tidak diwajibkan untuk menuliskan namanya, sehingga
subyek tidak perlu khawatir dan malu bahwa hal-hal yang ada pada dirinya akan
diketahui oleh orang lain.
Beberapa Masalah dalam Penelitian yang Berkaitan dengan Sampel
Dalam setiap
penelitian, tidak tertutup kemungkinan untuk terjadi permasalahan atau
penyimpangan. Besarnya penyimpangan yang dapat ditoleransi dalam suatu
penelitian, tergantung pada sifat penelitian itu sendiri. Ada penelitian yang
dapat mentolerannsikan penyimpangan yang besar; sebaliknya ada juga penelitian
yang menghendaki penyimpangan yang kecil, sebab penyimpangan yang besar dapat
menimbulkan kesimpulan yang salah.
Dalam suatu penelitian, ada kemungkinan timbul dua macam penyimpangan, yaitu:
Dalam suatu penelitian, ada kemungkinan timbul dua macam penyimpangan, yaitu:
1. Penyimpangan karena Pemakaian Sampel (Sampling
Error)
Seandainya tidak ada kesalahan pada pengamatan, satuan-satuan ukuran, definisi operasinal variabel, pengolahan data, dan sebagainya, maka perbedaan itu hanya disebabkan oleh pemakaian sampel. Mudah dimengerti bahwa semakin besar sampelnyang diambil, semakin kecil pula terjadi penyimpangan. Apabila sampel itu sudah sama besar dengan populasi, maka penyimpangan oleh pemakaian sampel pasti akan hilang.
2. Penyimpangan Bukan oleh Pemakaian Sampel (Non-Sampling Error)
Jenis penyimpangan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai hal, di antaranya adalah:
- Penyimpangan karena kesalahan perencanaan. Misalnya karena tidak tepatnya definisi operasional variabel, kriteria satuan-satuan ukuran, dan sebagainya, memberikan peluang penyimpangan atau kesalahan pada hasil penelitian.
- Penyimpangan karena Penggantian Sampel. Hal ini berkaitan dengan adanya perbedaan antara sampel yang diteliti dengan sampel yang ditetapkan. Misalnya, seseorang mahasiswa yang telah ditetapkan sebagai sampel tidak bisa dihubungi pada waktu akan diwawancarai atau diminta untuk mengisi kuesioner, lalu kita menggantinya dengan mahasiswa yang lain.
- Penyimpangan karena salah tafsir dari petugas pengumpulan data maupun responden, yang dapat menyebabkan jawaban yang diperoleh dari responden menyimpang dari yang sebenarnya.
Penyimpangan karena salah tafsir responden. Biasanya disebabkan karena responden sudah lupa akan masalah yang ditanyakan.
- Penyimpangan karena responden sengaja salah dalam menjawab pertanyaan. Hal ini dapat terjadi jika responden merasa curiga terhadap maksud dan tujuan penelitian, atau mungkin juga responden mempunyai maksud-maksud tertentu secara terselubung. Penyimpangan karena kesalahan pengolahan data, misalnya salah dalam menambahkan, mengalikan, dan sebagainya.
Sementara itu, masalah yang dihadapi dalam Pembuatan Kerangka Sampling, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Blank Foreign Elements
Yakni jika data populasi yang diperoleh dari sesuatu sumber tidak sesuai dengan kenyataannya di lapangan, sehingga terjadi orang yang sudah terpilih sebagai sampel tidak ditemui di lapangan. Hal ini disebabkan mungkin karena pendataannya yang tidak akurat atau datanya sudah kadaluarsa.
-Incomplete Frame
Ketidaklengkapan kerangka sampling terjadi karena ada unsur populasi (orang) yang seharusnya masuk di dalamnya, justeru tidak tercatat.
- Cluster of Elements
Kerangka sampling yang kita miliki tidak selamanya sama dengan yang kita butuhkan. Misalnya, jika kita ingin meneliti pelajar sekolah dasar yang bertempat tinggal di Kota A, kita tidak akan memperoleh daftarnya, yang kita temukan hanyalah daftar nama sekolah dasar yang ada di Kota A.
kecenderungan berpola.
Seandainya tidak ada kesalahan pada pengamatan, satuan-satuan ukuran, definisi operasinal variabel, pengolahan data, dan sebagainya, maka perbedaan itu hanya disebabkan oleh pemakaian sampel. Mudah dimengerti bahwa semakin besar sampelnyang diambil, semakin kecil pula terjadi penyimpangan. Apabila sampel itu sudah sama besar dengan populasi, maka penyimpangan oleh pemakaian sampel pasti akan hilang.
2. Penyimpangan Bukan oleh Pemakaian Sampel (Non-Sampling Error)
Jenis penyimpangan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai hal, di antaranya adalah:
- Penyimpangan karena kesalahan perencanaan. Misalnya karena tidak tepatnya definisi operasional variabel, kriteria satuan-satuan ukuran, dan sebagainya, memberikan peluang penyimpangan atau kesalahan pada hasil penelitian.
- Penyimpangan karena Penggantian Sampel. Hal ini berkaitan dengan adanya perbedaan antara sampel yang diteliti dengan sampel yang ditetapkan. Misalnya, seseorang mahasiswa yang telah ditetapkan sebagai sampel tidak bisa dihubungi pada waktu akan diwawancarai atau diminta untuk mengisi kuesioner, lalu kita menggantinya dengan mahasiswa yang lain.
- Penyimpangan karena salah tafsir dari petugas pengumpulan data maupun responden, yang dapat menyebabkan jawaban yang diperoleh dari responden menyimpang dari yang sebenarnya.
Penyimpangan karena salah tafsir responden. Biasanya disebabkan karena responden sudah lupa akan masalah yang ditanyakan.
- Penyimpangan karena responden sengaja salah dalam menjawab pertanyaan. Hal ini dapat terjadi jika responden merasa curiga terhadap maksud dan tujuan penelitian, atau mungkin juga responden mempunyai maksud-maksud tertentu secara terselubung. Penyimpangan karena kesalahan pengolahan data, misalnya salah dalam menambahkan, mengalikan, dan sebagainya.
Sementara itu, masalah yang dihadapi dalam Pembuatan Kerangka Sampling, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Blank Foreign Elements
Yakni jika data populasi yang diperoleh dari sesuatu sumber tidak sesuai dengan kenyataannya di lapangan, sehingga terjadi orang yang sudah terpilih sebagai sampel tidak ditemui di lapangan. Hal ini disebabkan mungkin karena pendataannya yang tidak akurat atau datanya sudah kadaluarsa.
-Incomplete Frame
Ketidaklengkapan kerangka sampling terjadi karena ada unsur populasi (orang) yang seharusnya masuk di dalamnya, justeru tidak tercatat.
- Cluster of Elements
Kerangka sampling yang kita miliki tidak selamanya sama dengan yang kita butuhkan. Misalnya, jika kita ingin meneliti pelajar sekolah dasar yang bertempat tinggal di Kota A, kita tidak akan memperoleh daftarnya, yang kita temukan hanyalah daftar nama sekolah dasar yang ada di Kota A.
kecenderungan berpola.
Statistika berupaya memelihara
kewajaran tersebut dengan proses randomisasi pengambilan sampel, dengan harapan
bahwa data
yang diperoleh merupakan cerminan
dari kondisi yang wajar dari pada penomena alami aspek yang diukur. Melalui
proses pengambilan sampel yang memenuhi tabiat random, respon dari sampel
penelitian sebagai wakil populasi, diasumsikan wajar. Kecenderungan penomena
alami yang berpola seragam dan respon yang wajar tersebut memberikan data yang
tidak jauh menyimpang dari kecenderungannya, yaitu kecenderungan
terpola/terpusat. Untuk menguji hal itu, perlu ditempuh suatu pengujian
normalitas populasi.
Dalam pendekatan statistika parametrik,
setidak-tidaknya ada dua teknik statistika yang dapat digunakan untuk pengujian
normalitas, yaitu Uji Liliefors dan chi
kuadrat. Teknik Liliefors menggunakan pendekatan pemeriksaan data individu
dalam keseluruhan (kelompok). Prosedurnya akan jadi rumit apabila jumlah data
cukup banyak. Karena itu, teknik Liliefors biasanya digunakan untuk rentang
data yang relatif sedikit. Sedangkan untuk rentangan yang lebih besar digunakan
teknik chi kuadrat, dengan menguji data berkelompok. Karena asumsinya normal,
maka pengujian didasarkan pada pendekatan Stanine.
Dalam tulisan ini teknik pengujian
normalitas yang dicontohkan adalah teknik Liliefors dengan hipotesis pengujian
sebagai berikut:
Ho: Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
H1: Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
Pengujian Kenormalan Data
Kriteria Pengujian: Tolak Ho, jika Lo > L kritis, selain
itu Ho diterima.
Langkah-Langkah
Perhitungan
Untuk pengujian hipotesis pengujian kenormalan data dapat
ditempuh
prosedur berikut:
a. Hitung rata-rata (Mean) dan standar deviasi (s) untuk
masing-masing
kelompok data sampel
b. Pengamtan x1 , x2 , x3 , ….., xn dijadikan angka baku
dimana z1 , z2 , z3 , ….,
zn.
c. Untuk tiap angka baku, dengan menggunakan daftar
distribusi normal baku
dihitung peluang : F (zi ) = P(Zskor <= zi )
d. Dihitung proporsi z1 , z2 , z3 , …., zn yang lebih atau
sama dengan zi . Jika
proporsi dinyatakan dengan S (zi ).
e. Dihitung |F(zi ) – S(zi)| dan ambil nilai |F(zi ) –
S(zi)| yang terbesar disebut Lo,
lalu dibandingkan dengan harga kritis L tabel Liliefors pada
alpha tertentu.
Contoh Pehitungan
Dalam menguji kenormalan data, ada dua
pendekatan yang dapat
dilakukan. Bila konstalasi penelitian dalam bentuk korelasi
(hubungan) dan
pengaruh antar variable, maka kenormalan yang diuji yaitu
kenormalan galat
data taksiran. Galat taksiran merupakan selisih skor amatan
dengan skor idel
(teoretis) variabel terikan (endogenus) dari setiap
persamaan regresi yang
dibentuk. Sedangkan untuk konstalasi penelitian komparasi
(perbandingan),
maka kenormalan yang diuji yaitu kenormalan data amatan.
Berikut merupakan contoh perhitungan kenormalan galat data
yang
dibentuk oleh variabel Y atas X1. Dalam hal ini data yang
diuji kenormalannya
yaitu galat taksiran. Untuk itu perlu dihitung terlebih
dahulu persamaan regresi
yang dibentuk Y atas X1, dengan mencari koefisien a dan b.
Dalam hal ini terlebih dahulu dicari persamaan regresi
sederhana
antara kinerja pegawai (Y) atas budaya organisasi (X1).
Penerapan Statistik di berbagai Bidang
Statistik
merupakan alat pengolah data angka. Stasistik dapat juga diartikan sebagai
metode/asas-asas guna mengerjakan/memanipulasi data kuantitatif agar angka
berbicara. Pendekatan dengan statistik sering digunakan metode statistic yaitu
metode guna mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menganalisis &
menginterpretasikan data statistik. Statistika dapat pula diartikan pengetahuan
yang berhubungan dengan pengumpulan data, pengolahan data, penganalisisan dan
penarikan kesimpulan berdasarkan data dan analisis. Jadi statistik adalah
produk dari kerja statistika.
Ada dua konsep dalam bahasa
Inggris.Statistic: nilai yang dihitung dari sebuah sampel (mean, median, modus,
dsb). Statistics: metode ilmiah untuk pengumpulan data atau kumpulan angka.
Dalam bahasa Indonesia, statistic memiliki 3 pengertian dimuka.
Kumpulan data = data
Nilai yang dihitung dari dari
sebuah sampel = statistik sampel
Metode ilmiah guna mengumpulkan,
mengolah, menyajikan, dan analisis data = statistic.
Penerapan Statistika Dalam Bidang Fisika
Ilmu Statistika
banyak diterapkan dalam berbagai ilmu, terutama dalam bidang fisika. Statistika
dalam pemerintahan digunakan dalam berbagai macam tujuan; sensus penduduk
merupakan salah satu prosedur yang paling dikenal. Aplikasi statistika lainnya
yang sekarang popular adalah prosedur jajak pendapat (misalnya dilakukan
sebelum pemilihan umum), serta jajak cepat (perhitungan cepat hasil pemilu). Di
bidang komputasi, statistika dapat pula diterapkan dalam pengenalan pola maupun
kecerdasan buatan.
statistika terhadap permasalahan
sains, industri, atau sosial, pertama-tama dimulai dari mempelajari populasi.
Makna populasi dalam statistika dapat berarti populasi benda hidup, benda mati,
ataupun benda abstrak. Populasi juga dapat berupa pengukuran sebuah proses
dalam waktu yang berbeda-beda, yakni dikenal dengan istilah deret waktu.
Melakukan pendataan (pengumpulan
data) seluruh populasi dinamakan sensus. Sebuah sensus tentu memerlukan waktu
dan biaya yang tinggi. Untuk itu, dalam statistika seringkali dilakukan
pengambilan sampel (sampling), yakni sebagian kecil dari populasi, yang dapat
mewakili seluruh populasi. Analisis data dari sampel nantinya digunakan untuk
menggeneralisasikan seluruh populasi.
Jika sampel yang diambil cukup
representatif, inferensial (pengambilan keputusan) dan simpulan yang dibuat
dari sampel dapat digunakan untuk menggambarkan populasi secara keseluruhan.
Metode statistika tentang bagaimana cara mengambil sampel yang tepat dinamakan
teknik sampling.
Analisis statistik banyak
menggunakan probabilitas sebagai konsep dasarnya. Sedangkan matematika
statistika merupakan cabang dari matematika terapan yang menggunakan teori
probabilitas dan analisis matematis untuk mendapatkan dasar-dasar teori statistika.
Ada dua macam statistika, yaitu
statistika deskriptif dan statistika inferensial. Statistika deskriptif
berkenaan dengan deskripsi data, misalnya dari menghitung rata-rata dan varians
dari data mentah; mendeksripsikan menggunakan tabel-tabel atau grafik sehingga
data mentah lebih mudah “dibaca” dan lebih bermakna. Sedangkan statistika
inferensial lebih dari itu, misalnya melakukan pengujian hipotesis, melakukan
prediksi observasi masa depan, atau membuat model regresi.
Dalam mekanika statistik sangat
mengandalkan teori peluang untuk menentukan keadaan seimbang sistem. Dalam
kuliah ini, bahasan ditekankan pada sistem yang partikel-partikelnya
berinteraksi sangat lemah baik untuk partikel-partikel terbedakan maupun tak
terbedakan. Selain memiliki sifat kuasi bebas, molekul molekul suatu gas ideal
bersifat tak terbedakan karena molekul tidak berkecenderungan menempati tempat
tertentu dalam ruang atau memiliki kecepatan tertentu. Sedangkan, untuk
partikel-partikel yang menempati kedudukan kisi yang teratur dalam kristal,
yakni partikel bergetar di sekitar titik tetap, dapat dibedakan karena
letaknya. Materi kuliah mencakup probabilitas dan fungsi distribusi, teori
kinetik, dan mekanika statistik. Selain itu juga disentuh pengertian ensemble,
terutama ensemble kanonis untuk perluasan penerapan pada gas yang menyimpang
dari sifat ideal.
Contoh soal dan penyelesaian
1. Jelaskan
pengertian dari berbagai sumber dan berikan contoh masing-masing dari:
Jawab :
a. Populasi adalah totalitas dari semua
objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap
yang akan di teliti (bahan penelitian).
Contoh :
-Populasi mahasiswa Universitas
Gunadarma
-Populasi mahasiswa Fakultas Ilmu
Komputer dan Teknologi Informasi
-Populasi mahasiswa Sistem Informasi ,
Filkom, UG
b. Sampel adalah bagian dari
populasi yang di ambil melalu cara-cara tertentu yang jga memilki karakteristik
tertentu, jelas dan lengkap yang di anggap bisa mewakili populasi.
Contoh : Pedagang eceran beras hanya
meneliti segenggam beras untuk menentukan kualitas sekarung beras, pedagang
emas hanya meneliti bekas gosokan dari perhiasan tersebut untuk menentukan
kualitas emas perhiasan tersebut, peneliti lingkungan hanya meneliti beberapa
milliliter air untuk menentukan kualitas air pada suatu sungai atau
danau.
c. Statistik adalah kumpulan data
dalam bentuk angka maupun bukan angka yang disusun dalam bentuk tabel (daftar)
dan atau diagram yang menggambarkan atau berkaitan dengan suatu masalah
tertentu dan menggunakan data sumber yang berasal dari sampel.
Contoh : -Statistik pertanian adalah
sekumpulan angka-angka yang berkaitan dengan masalah pertanian. -Statistik
pendidikan adalah kumpulan angka-angka yang berkaitan dengan masalah
pendidikan.
d. Parameter adalah nilai yang
saling terkait dan menggunakan sumber data yang berasal dari populasi dan dapat
digunakan unuk menarik kesimpulan mengenai karakter populasi.
Contoh : - mean ( ), standar
deviasi ( ), proporsi (P) dan koefisien korelasi ( ). - Rata-rata nilai ujian
Statistika mahasiswa Universitas Gunadarma. - Median nilai ujian Statistika
mahasiswa Universitas Gunadarma.
2. Jelaskan perbedaan Populasi dan Sampel !
Jawab :
Perbedaan yang mendasar dalam
pengertian antara pengertian ” populasi dan sampel” dalam penelitian dalam
penelitian kuantitatif adalah Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sedangkan Sampel adalah sebagian dari populasi itu.
3. Jelaskan
metode sampling dan proses sampling !
Jawab :
• Metode Sampling
a. Berdasarkan jumlah sampel yang
di ambil :
- Sampling Tunggal adalah suatu metode
sampling yang hanya diperlukan satu sampel saja dari sebuah populasi.
- Sampling Ganda adalah suatu metode
sampling dari sebuah populasi yang dapat diambil satu sampel kedua, hanya jika
sampel pertama di anggap belom cukup mewakili dalam pengambilan
keputusannya.
- Sampling Multiple adalah suatu metode
sampling (lebih dari dua) yang prosesnya sama dengan sampling ganda dan
digunakan untuk memenuhi asumsi bahwa pengambilan keputusan masih dirasakan
belom mencukupi hanya dari dua sampel saja.
b. Berdasarkan cara yang dipakai
:
- Kebijaksanaan ( Non Probability
Sampling ) adalah setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau
peluang yang sama sebagai sampel. Teknik-teknik yang termasuk ke dalam Non
Probability ini antara lain : Sampling Sistematis, Sampling Kuota, Sampling
Insidential, Sampling Purposive, Sampling Jenuh, dan Snowball Sampling.
- Acak / Random ( Probability Sampling
) adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama kepada
setiap anggota populasi untuk menjadi sampel. Teknik ini meliputi simpel random
sampling, sistematis sampling, proportioate stratified random sampling,
disproportionate stratified random sampling, dan cluster sampling.
• Proses Sampling :
- Menentukan Populasi
- Mengidentifikasi kerangka
sampling
- Menentukan ukuran sampel
- Memilih prosedur sampling
- Memilih sampel
4. Jelaskan masing-masing bagan pada teknik
sampling berikut !
Jawab :
a. Sampling Non Probabilitas
- Convinience Sampling adalah
Merupakan teknik dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan
lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel
karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia mengenal orang
tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental
sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample (man-on-the-street) Jenis
sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang
kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak
(random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya
ternyata kurang obyektif.
Contoh : misalnya ada seorang peneliti
ingin mengetahui tentang kebersihan wilayah Jakarta Selatan ia menanyakan
kepada orang yang ada dijalan atau orang dia jumpai bukan orang yang mengerti
tentang kebersihan wilayah Jakarta Selatan seperti petugas kebersihan atau
mendatangi kantor gubernur atau walikota Jakarta Selatan.
- Judgement Sampling adalah
teknik pengambilan sampling dimana sampel yang dipilih berdasarkann penilaian
peneliti bahwa dia atau seseorang yang paling baik jika dijadikan sampel
penelitiannya.
Contoh : misalnya dalam suatu
perusahaan untuk memperoleh data tentang bagaimana satu proses produksi
direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang yang
terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih
sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai “information
rich”.
- Quota Sampling adalah teknik
pengambilan sampling dalam bentu distratifikasikan secara proposional, namun
tidak dipilih acak melainkan secara kebetulan saja.
Contoh : Misalnya, di sebuah kantor
terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin
mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus
mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai
perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi
tidak dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja.
b. Sampling Probabilitas
- Simple Random Sample adalah
suatu teknik sampling yang dipilih secara acak, cara ini dapat diambil bila
analisa penelitian cenderung bersifat deskriptif atau bersifat umum. Setiap
unsur populasi harus memilik kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi
sampel.
Contoh: misal ada “pembiayaan
pembangunan pendidikan Dasar di Jawa Barat”, sampelnya adalah seluruh SD dan
SMP yang ada di Jawa Barat. Terhadap seluruh SD dan SMP itu dilakukan pemilihan
secara random tanpa pengelompokan terlebih dahulu, dengan demikian peluang SD
maupun SMP untuk terpilih sebagai sampel sama.
- Stratified Sample adalah suatu teknik
sampling dimana populasi kita bagi kedalam sub populasi(strata), karena
mempunyai karakteristik yang heterogen dan heterogenitas tersebut mempunyai
arti yang signifikan terhadap pencapaian tujuan penelitian, maka penelitian
dapat mengambil dengan cara ini. Setiap stratum dipilih sampel melalui proses
simple random sampling.
Contoh: misalnya ada suatu manajer yang
ingin mengetahui sikap manajer terhadap suatu kebajikan. Dia menduga bahwa
manajer tingkat atas memiliki sikap yang positif terhadap kebajikan perusahaan.
Agar dapat menguji dugaan teresebut maka sampelnya harus terdiri dari manajer
tingkat atas, menengah, dan bawah. Kemudian dari masing-masing. Strata dipilih
manajer dengan teknik simple random sampling.
- Cluster Sample adalah Merupakan cara
pengambilan sampel dengan cara gugus. Populasi dibagi keadalam satuan-satuan
sampling yang besar yang disebut cluster. Berbeda dengan pembentukan strata,
satuan sampling yang ada dalam tiap kluster harus relatif heterogen. Pemilihan
dilakukan beberapa tingkat: (1) Memilih kluster dengan cara simple random
sampling. (2) Memilih satuan sampling dalam kluster. Jika pemilihan dilakukan
lebih dari 2 kali disebut Multi-stage Cluster Sampling.
Contoh : Misalnya dalam
penelitian yang sama seperti di atas, karena Jawa Barat sangat luas, dipilihlah
kabupaten/kota tertentu sebagai sampel klaster ke-1 secara random. Dari tiap
kabupaten terpilih dilakukan pemilihan lagi, yaitu kecamatan-kecamatan tertentu
dengan cara random sebagai sampel klaster ke-2. Selanjutnya dari masing-masing
kecamatan dilakukan pemilihan sekolah yang juga dilakukan secara random.
- Sistematic Sample adalah teknik
sampling jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak
memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis
dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi
secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang
“keberapa”.
Contoh : Misalnya setiap unsur populasi
yang keenam, yang bisa dijadikan sampel. Soal “keberapa”-nya satu unsur
populasi bisa dijadikan sampel tergantung pada ukuran populasi dan ukuran
sampel. Misalnya, dalam satu populasi terdapat 5000 rumah. Sampel yang akan
diambil adalah 250 rumah dengan demikian interval di antara sampel kesatu,
kedua, dan seterusnya adalah 25.
- Area Sampling adalah teknik sampling
yang dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi
penelitiannya tersebar di berbagai wilayah.
Contoh : Misalnya seorang marketing
manajer sebuah stasiun TV ingin mengetahui tingkat penerimaan masyarakat Jawa
Barat atas sebuah mata tayangan, teknik pengambilan sampel dengan area sampling
sangat tepat.
5.Jelaskan apa yang dimaksud dengan populasi terbatas
dan berikan contoh!
Jawab :
Populasi terbatas merupakan populasi yang mempunyai
sumber data yang jelas batasnya secara kuantitatif sehingga dapat dihitung
jumlahnya.
Contoh : Jumlah penduduk kota Bandung 2.500.000 jiwa.
6. Sebutkan alasan dilakukannya sampling!
Jawab :
Berikut merupakan alasan kenapa tekhnik sampling yang
dipilih :
(a)Populasi demikian banyaknya sehingga dalam
prakteknya tidak mungkin seluruh elemen diteliti;
(b) Keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber
daya manusia, membuat peneliti harus
telah puas jika meneliti sebagian dari elemen penelitian;
(c) bahkan kadang, penelitian yang dilakukan terhadap sampel bisa lebih reliabel
daripada terhadap populasi–misalnya, karena
elemen sedemikian banyaknya maka akan memunculkan kelelahan fisik dan
mental para pencacahnya sehingga banyak
terjadi kekeliruan. (UmaSekaran, 1992);
(d) Jika elemen populasi homogen, penelitian terhadap seluruh elemen dalam
populasi menjadi tidak masuk akal,
misalnya untuk meneliti kualitas jeruk dari satu pohon jeruk.
7. Apa perbedaan antara probability sampling dan
nonprobability sampling?
Jawab :
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan non probability sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi
setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Jadi
perbedaannya terletak pada peluang yang dimiliki oleh suatu populasi yang
dijadikan sample tersebut.
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sampling jenuh !
Jawab :
Sampling Jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang
dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan
yang sangat kecil.
9. Berikut ini
terdapat data nilai matematika siswa kls VII.A,
andi 85
audi 90
dessy 75
fany 68
hariz 70
joko 80
sinta 75
umaima 74
zeckry 82
Tentukan nilai mean, median, dan modus dari data tersebut.?
Penyelesaian:
urutkan data-data tersebut terlebih dahulu berdasarkan nilai dari
terendah hingga teritnggi,
68
70
74
75
75
80
82
85
90
diketahui jmlh anak (n)= 9 org, maka
jumlah nilai= 68+70+74+75+75+80+82+85+90= 699
Mean= 699/9 = 77,667
Jadi, nilai rata-rata siswa kls VII.A untuk pelajaran matematika =
77,667
Median= nilai tengah dari kelompok data tersebut adalah nilai 75
Modus= terdapat 2 nilai 75 dalam kelompok data, sehingga modus= 75
10. Bila data hasi survey tentang produktivitas padi
sawah pada suatu desa adalah sebagai berikut:
15 5 11 7
9
15 10 11 6
9
15 10 8 6
13
5 10 8 7
13
5 12 8 9
14
Berkaitan dengan data diatas jawablah pertanyaan
berikut:
a) Susunlah
data diatas kedalam daftar distribusi frekuensi,
b) Susunlah
data diatas kedalam daftar distribusi frekuensi relatif dan persentase,
c) Susunlah
data diatas kedalam daftar distribusi frekuensi komulatif untuk tanda kelas
lebih kecil atau sama dengan (≥),
d) Susunlah
data diatas kedalam daftar distribusi frekuensi komulatif untuk tanda kelas
lebih kecil atau sama dengan (≤),
e)
Hitunglah nilai tengah ( NT ) dari data diatas,
f)
Hitunglah median ( ME),
g) Hitung
modus (Mo)
Jawab:
a) Daftar
distribusi frekuensi
1) Range
= Data terbesar – Data terkecil
=15 – 5
= 10
2) K = 1
+ 3,33 log N
= 1 + 3,33 log 25
= 5,662
= 5
3) I = R/K
= 10/5
= 2
4) Limit bawah kelas yang pertama
Karena data
terkecil adalah 5 maka limit bawah kelas yang pertama adalah 5
5) Batas bawah dari batas kelas yang
pertama
Limit bawah
dari kelas yang pertama dikurangi 0,5 = 4,5
6) Batas atas dari batas kelas yang pertama
I = BaKls –
BbKls
2 = BaKls – 4,5
BaKls = 6,5
7) Limit atas dari kelas yang pertama
Batas atas dari
batas kelas yang pertama dikurangi 0,5 = 6
Daftar
distribusi frekuensi absolut
Kelas
|
Batas Kelas
|
Titik Tengah
Kelas
|
Tally
|
Frekuensi
|
5 – 6
|
4.5 – 6,5
|
5,5
|
|
5
|
7 – 8
|
6,5 – 8,5
|
7,5
|
|
5
|
9 – 10
|
8,5 – 10,5
|
9,5
|
|
6
|
11 – 12
|
10,5 – 12,5
|
11,5
|
|
3
|
13 – 14
|
12,5 – 14,5
|
13,5
|
|
3
|
15 – 16
|
14,5 – 16,5
|
15,5
|
|
3
|
Total
|
|
|
|
25
|
Daftar
distribusi frekuensi relatif
Kelas
|
Batas Kelas
|
Titik Tengah
Kelas
|
Tally
|
Frekuensi
|
5 – 6
|
4.5 – 6,5
|
5,5
|
|
5/25
|
7 – 8
|
6,5 – 8,5
|
7,5
|
|
5/25
|
9 – 10
|
8,5 – 10,5
|
9,5
|
|
6/25
|
11 – 12
|
10,5 – 12,5
|
11,5
|
|
3/25
|
13 – 14
|
12,5 – 14,5
|
13,5
|
|
3/25
|
15 – 16
|
14,5 – 16,5
|
15,5
|
|
3/25
|
Total
|
|
|
|
25/25
|
Daftar
distribusi frekuensi persentae ( % )
Kelas
|
Batas Kelas
|
Titik Tengah
Kelas
|
Tally
|
Frekuensi (%)
|
5 – 6
|
4.5 – 6,5
|
5,5
|
|
20
|
7 – 8
|
6,5 – 8,5
|
7,5
|
|
20
|
9 – 10
|
8,5 – 10,5
|
9,5
|
|
24
|
11 – 12
|
10,5 – 12,5
|
11,5
|
|
12
|
13 – 14
|
12,5 – 14,5
|
13,5
|
|
12
|
15 – 16
|
14,5 – 16,5
|
15,5
|
|
12
|
Total
|
|
|
|
100
|
Daftar
distribusi frekuensi komulatif lebih besar dari (≥)
Batas Kelas
|
Titik TengahKelas
|
Tally
|
Frekuensi
|
≥ 4.5
|
5,5
|
25
|
|
≥ 6,5
|
7,5
|
20
|
|
≥ 8,5
|
9,5
|
15
|
|
≥ 10,5
|
11,5
|
9
|
|
≥ 12,5
|
13,5
|
6
|
|
≥ 14,5
|
15,5
|
3
|
|
Total
|
Daftar distribusi
frekuensi komulatif lebih kecil dari (≤)
Batas Kelas
|
Titik TengahKelas
|
Tally
|
Frekuensi
|
≥ 4.5
|
5,5
|
0
|
|
≥ 6,5
|
7,5
|
5
|
|
≥ 8,5
|
9,5
|
10
|
|
≥ 10,5
|
11,5
|
16
|
|
≥ 12,5
|
13,5
|
19
|
|
≥ 14,5
|
15,5
|
22
|
|
Total
|
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
1.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
2.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Sampel merukan himpunanbagian dari populasi. Sampel
penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan
dapat mewakili seluruh populasi.
3.
Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara
pengambilan sampel yang representatif dari populasi.
4.
Teknik sampling dibagi menjadi 2 yaitu Probability Sampling dan Nonprobability.
5.
Menentukan
ukuran sampel
Syarat:
(1) Ukuran Populasi (N) diketahui
(2) Pilih taraf signifikansi α yang diinginkan
Ada tiga metode praktis, yaitu:
(1)Tabel Kretjie
(2)Nomogram Harry King
(3)Rumus Slovin
6. Pengujian
normalitas dimaksudkan untuk mendeteksi apakah data yang akan digunakan
sebagai pangkal tolak pengujian hipotesis merupakan data empirik yang memenuhi
hakikat naturalistik.
Daftar Pustaka
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, 2005,
Metode Penelitian
Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, Jakarta: P.T. Radjagrafindo Persada.
Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, Jakarta: P.T. Radjagrafindo Persada.
Lexy J. Moleleing, Dr. M.A., Metodotologi Penelelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1997
Murray R. Spiegel (1972), Theory and Problems of
Statistics (SI-Metrik Editon), dialih bahasa oleh Drs. I Nyoman Susila, M.Sc,
Penerbit Erlangga, Jakarta, 1992
Rachmat Kriyantono, 2006, Teknik Praktis Riset
Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Soewarno, Aplikasi Metode Statistik untuk Analisis Data, Penerbit NOVA, Bandung, 1995
Soewarno, Aplikasi Metode Statistik untuk Analisis Data, Penerbit NOVA, Bandung, 1995
Sugiyono (2008), Metode Penelitian Pendidikan suatu Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Penerbit Tarsito , bandung, 2008.
Suharsimi Arikunto, Prof.DR., Prosedur Penelitian
suatu Pendekatan Praktek, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 2002
Stuart, Alan (1962) Basic Ideas of Scientific Sampling, Hafner Publishing Company, New York
Stuart, Alan (1962) Basic Ideas of Scientific Sampling, Hafner Publishing Company, New York
Sumadi, DR, Modul Statistik, Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa, Yogyakarta, 2009
Referensi Blogger dan WEB
Aspros PT, Populasi, Sampel,dan Tehnik Sampling
Dadang Sugiana Ph.D.,(Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Padjadjaran Bandung), Populasi dan Tehnik Sampling, e-mai: dankfs@yahoo.co.id
Hasan Mustofa, Tehnik Sampling, (PDF), 2000……………….,
Tehnik Sampling, Universitar Gunadarma .pdf. Materi ke-4 Statistik, 2005
Joudo Prihantono, Populasi dan Sampel. Pdf
Nugroho S., Tehnik Sampling, Diklat Metodotogi Penelitian Sosial, Bogor, 2005
Rozaini Nasution, Prof. DR, Teknik Sampling, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Univesitas Sumatra Utara, 2009
Suhermin, Teknik Sampling Untuk Menaksir Varians dari
Populasi
Wikipedia, Tehnik Sampling
http://andi-unej.blogspot.com/2011/10/penerapan-statistik-dalam-berbagai.html
0 komentar:
Posting Komentar